SGI Bima: TRADISI MUDIK,DALAM PUSARAN TEKNOLOGI TELEKOMUNIKASI. Oleh: Abdul Barry.S.Pd

TRADISI MUDIK,DALAM PUSARAN TEKNOLOGI TELEKOMUNIKASI.
-------------------------------------------------------------------
Mudik,adalah pergerakan kelompok besar Manusia,ada jutaan orang yg termobilisasi serentak dlm satu waktu di berbagai tempat di Negeri ini,mereka bergerak menuju tanah kelahirannya dengan spirit yg sama,yaitu semangat membangun kembali silaturrahim dengan keluarga dan kerabat yg sdh lama terpisah.energi mudik ini begitu besar,mungkin secara jumlah hanya mampu di saingi oleh Peristiwa Haji atau tradisi Mudik Imlek di Tiongkok.

Mudik ini unik sekaligus menantang rasionalitas logika kita,di tengah begitu pesatnya kemajuan teknologi yg memungkinkan Manusia bisa berinteraksi tanpa batas,orang orang bisa saja dengan mudah menggunakan berbagai macam saluran komunikasi serta aplikasi sosial yg di sediakan oleh Teknologi untuk melepas kangen,menyapa saudaranya di kampung atau sekedar memberi ucapan selamat lebaran pada kerabat tanpa harus susah payah,berjuang di jalan untuk pulang mudik?

Bayangkan,untuk bisa bertemu dan berlebaran bersama di kampung halaman,orang orang rela ngantri serta beli tiket kereta ,bis,kapal laut,bahkan pesawat berbulan bulan sebelumnya,orang orang rela menabung,menyisihkan sedikit demi sedikit hasil keja kerasnya bertahun tahun,rela kepanasan,kehujanan bahkan ikhlas menantang mara bahaya di jalan demi sampai di tujuan,tidak jarang mereka hanya pulang nama.

Kalau mereka mau,WA ada,FB boleh,Twitter oke,SMS tersedia,Videocall juga mantap bukan?,tapi faktanya semua jenis saluran komunikasi yg ada tak mampu sedikitpun menurunkan apalagi menghentikan Ghirah mudik,bagi mereka semua jenis silaturrahim jarak jauh lewat aplikasi yg di sediakan Teknologi tersebut tidak ada artinya jika di bandingkan dengan Silaturrahim face to face,bertemu langsung dengan orang tua serta kerabat mereka di kampung.

Bagi para pemudik,mudik bukan saja eforia tahunan,bukan sekedar silaturrahim biasa,dengan mudik mereka bisa merasakan napak tilas kehidupan mereka kembali,merasakan kembali nuansa bathin tanah kelahiran,bernostalgia dengan masa lalu yang syarat makna dan kenangan yg sudah lama mereka tinggalkan karena kesibukan kerja serta kuatnya godaan kenikmatan kota besar.

Dari sisi psikologis,tradisi ini juga sekaligus mampu menyuntik kembali semangat baru,dengan tradisi mudik orang bisa menyegarkan kembali,menyelaraskan kembali syaraf syaraf tegang yg mereka alami selama bertahun tahun di tempat mereka bekerja,ibarat baterai,mudik adalah men charges ulang tenaga agar semangat bekerja mengais rezeki kembali terisi.

Abdul Barry.S.Pd
Sekum SGI Bima

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SGI Bima: Buku Antologi Bhineka Dalam Karya Terbit

SGI Bima: N.Marewo Dalam Doa

SGI Bima: Pendidikan Dan Rantai Kemiskinan Oleh Rhenald Kasali