SGI Bima: Memaknai Sebuah Kehilangan Oleh:Eka Ilham

Dalam kesendirian kita semua, ada saatnya kita dalam alam bawa sadar bahwasannya kita pernah memiliki sesuatu yang berharga dalam kehidupan ini. Kehilangan itu akan tersadar apabila orang-orang yang kita sayangi dan cintai sudah tidak berada disisi kita. Dalam kesendirian kita bertanya, mengapa pada saat disisi kita tidak menyayangi orang-orang yang kita cintai. Kehilangan orang tua kita, kadang-kadang kita suka melawan perintah orang tua, menganggap bahwa sesuatu itu tidak sesuai dengan keinginan kita, menganggap itu sebuah persoalan. Ketika ibu dan ayah kita tidak berada disisi kita, dalam kesendirian dan kesepian kita di bilik kamar kita, baru menyadari bahwasannya ibu dan ayah kita adalah sesosok pelindung kita dikala mereka berada disisi kita. Sungguh penyesalan itu tidak ada gunanya. Andaikan kita sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tua kita pada saat mereka ada disisi kita tentunya penyesalan tidak akan ada pada diri kita. Sayangilah ibu dan ayahmu selagi mereka masih hidup. Berikanlah kebahagian bagi mereka selagi mereka masih bersama kita. Kehilangan dan kesendirian sebuah aksara kata yang merekat pada sisi fitrahnya setiap manusia. Dalam memaknai sebuah kesendirian dan kehilangan akan terasa nikmatnya apabila kita telah memenuhi kewajiban kita berbakti kepada kedua orang tua kita. Dalam kesendirian kita perasaan rindu itu tetap ada. Rindu pada ibu dan ayah kita, rindu akan saudara kita, rindu akan anak-anak kita, rindu akan sahabat-sahabat, rindu akan kenangan kita. Dalam kesendirian itu jangan sampai ada sebuah penyesalan. Sayangilah mereka ketika mereka masih ada disisi kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SGI Bima: Buku Antologi Bhineka Dalam Karya Terbit

SGI Bima: N.Marewo Dalam Doa

SGI Bima: Pendidikan Dan Rantai Kemiskinan Oleh Rhenald Kasali